Minggu, 08 Mei 2011

Latihan Soal

1. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang terdiri atas . . . .
a. Sajak dan baris
b. Bait dan baris
c. Bait dan sajak
d. Irama dan syair
2. Dalam menulis puisi kita perlu memperhatikan penggunaan . . . .
a. Diksi dan rima
b. Sajak dan bait
c. Sajak dan rima
d. Sajak dan diksi
3. Pilihan kata dalam puisi disebut . . . .
a. Rima
b. Sajak
c. Bait
d. Diksi
4. Unsur lahir (fisik) dalam puisi antara lain . . . .
a. Tema, makna, rasa, dan amanat
b. Irama, persajakan, dan rasa
c. Irama, persajakan, intonasi, dan repetisi
d. Tema, rasa, dan makna
5. Sedangkan unsur batin dalam puisi antara lain . . . .
a. Tema, makna, rasa, dan amanat
b. Irama, persajakan, dan rasa
c. Irama, persajakan, intonasi, dan repetisi
d. Tema, rasa, dan makna

Selasa, 03 Mei 2011

Menulis Puisi Bebas dengan Menggunakan
Pilihan Kata yang Sesuai
Kegiatan menulis puisi yang dilakukan teman-temanmu di beberapa SMP di Yogyakarta
di atas pasti sangat menyenangkan. Mereka bisa mengungkapkan persoalan-persoalan pribadi,
perasaan cinta dan kasih sayang, menyatakan rasa kesedihan, kekaguman pada alam, dan
sebagainya. Menarik bukan?
Setiap hari kamu selalu melihat, mendengar, dan merasakan segala sesuatu. Kamu pasti
pernah melihat laut, gunung, bulan, matahari, dan lain-lain. Kamu mesti juga pernah mendengar
debur ombak di pantai, kicau burung di pagi hari, suasana terminal dan pasar yang bising, dan
sebagainya. Kamu tentu juga pernah merasakan perasaan senang, benci, rindu, putus asa,
dan lain-lain. Itu semua bisa kamu jadikan inspirasi dalam menulis puisi.
Saat menunggu bus di halte pun bisa kamu jadikan inspirasi untuk membuat puisi. Misalnya, setiap hari kamu melihat seorang pengamen seusiamu. Kamu tentu membayangkan kenapa anak yang harusnya masih sekolah itu mesti jadi pengamen? Bagaimana dengan masa
depannya? Perhatikan contoh puisi yang diilhami pengamatan terhadap pengamen di bawah ini.

Nyanyian Luka Anak Jalanan
Pagi kemarin ia masih tersenyum
Memainkan gitar tua
Di sebuah halte dekat sekolah
Pagi ini ia tetap tertawa
Membawakan lagu anak jalanan
Di tengah lautan anak berseragam
Pagi lusa mungkinkah ia ceria
Menemui masa depan cerah
Belajar dan berkarya
Andai bisa memilih
Ia kan gantungkan gitar tua
Demi mengejar asa
Mudah bukan? Dalam menulis puisi, tentu kamu tetap melalui langkah-langkah menentukan tema terlebih dahulu, menggunakan pilihan kata yang sesuai, mengembangkan
imajinasi, dan menentukan irama tiap bait.
Rangkuman :
1. Merangkum atau meringkas merupakan cara yang efektif untuk menyajikan
sebuah wacana yang panjang dalam bentuk yang singkat.
Cara membuat rangkuman:
a. membaca naskah,
b. mencatat gagasan utama,
c. merangkai gagasan-gagasan utama,
d. merangkai gagasan-gagasan utama tersebut menjadi sebuah rangkuman.
2. Ciri-ciri umum puisi meliputi unsur lahir dan unsur batin.
Unsur lahir (fisik) puisi, antara lain, irama, persajakan, intonasi, dan repetisi.
Sedangkan unsur batin puisi yaitu tema, makna, rasa, dan amanat.
Pencarian makna yang bersifat indrawi bisa diketahui melalui pencitraan:
a. citraan perasa
b. citraan visual
c. citraan gerak
d. citraan pendengaran
3. Langkah-langkah menulis puisi:
a. menentukan tema
b. menggunakan pilihan kata yang sesuai (diksi)
c. mengembangkan imajinasi
d. menentukan irama tiap bait
(KRAMADIBRATA, Dewaki
a Terampil berbahasa Indonesia: untuk SMP/MTs kelas VIII/Dewaki Kramadibrata,
Dewi Indrawati, Didik Durianto; editor Sutarto. —Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Hal 171)
















Menulis Puisi Bebas
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang terdiri atas bait dan baris. Baris dan
bait tersebut terdiri atas susunan kata yang indah dan padat. Kata tersebut dipilih sesuai situasi
dan kondisi isi puisi. Makna kata dalam puisi akan mencerminkan makna puisi secara
keseluruhan. Pilihan kata dalam puisi disebut dengan istilah diksi.
Adapun langkah-langkah menulis puisi bebas, antara lain sebagai berikut
1. Tentukan tema.
2. Tulislah baris demi baris dan bait demi bait dengan pilihan kata yang tepat sehingga tercipta sebuah puisi.
3. Koreksi kembali antara ketepatan diksi dengan makna.
4. Padatkan kata-kata dalam puisi tanpa mengurangi makna.
Puisi bebas merupakan puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan tertentu, baik dalam
baris, bait, maupun pilihan kata.
Perhatikan contoh penggalan puisi bebas berikut ini!
Di Bawah Layar
Karya: D. Zawawi Imron
Olle ollang
Memanjat ombak
Mengejar angin
Menurut cerita
Aku ini keturunan pejuang
Penguasa laut jawa
Pada abad-abad yang lalu
Maka mekarlah daun telingaku
Maka kembanglah isi dadaku
Begitu engkau menyebut namaku
~ Karaeng Gaksong ~
Di atas pinisi
Dialah yang paling gagah berdiri di haluan
Dan tangan siap di tangkai badik
Mata nyalang berhulu ke magma
Menatap cakrawala
Di gigir laut
Seiring kapal kompeni
Siri bergolak melebihi ombak
Dalam darah

( Membuka jendela ilmu pengetahuan dengan bahasa dan sastra
Indonesia 2: SMP/MTs Kelas VIII/oleh Dwi Hariningsih, Bambang Wisnu, Septi
Lestari. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Hal 61 )



Menulis Puisi Bebas
Kamu pernah membuat puisi, bukan? Tentu, pernah. Menulis puisi memang
berbeda dengan membuat karangan yang lain. Menulis puisi harus
mempertimbangkan persajakan, pemilihan kata, penggunaan majas, dan
bentuk (tipografi). Untuk dapat menulis puisi dengan baik, dibutuhkan
ketekunan dan keterampilan serta ditunjang oleh kemampuan alami atau bakat
yang dimiliki sejak lahir. Namun, faktor ketekunan tidak dapat diremehkan.
Jadi, kamu juga mampu menulis puisi dengan baik, asalkan kamu tekun
berlatih.
Di kelas VII, kamu telah mampu menulis kretaif yang terikat dengan rima
atau persajakan. Pada bagian ini, kamu diajak untuk menulis puisi bebas dengan
mempertimbnagkan pilihan kata yang sesuai untuk mengekspresikan pikiran
dan perasaanmu.
Puisi bebas adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan tertentu.
Aturan yang dimaksud misalnya jumlah kata, jumlah baris, jumlah bait, dan
persamaan bunyi atau rima. Dalam puisi bebas, aturan-aturan itu boleh diikuti
boleh tidak, yang terpenting adalah bagaimana pikiran dan perasaan itu dapat
diekspresikan dengan pilihan kata yang tepat sehingga menghasilkan makna
yang tajam dan mendalam.
Dalam menulis puisi bebas, kamu bebas mengekpresikan pengalamanpengalaman
hidup, pikiran, perasaan, imajinasi, atau cita-caita. Ekspresi dalam
menulis puisi tetap harus memperhatikan estetika atau keindahan berbahasa.
Ekspresi yang disampaikan dengan bahasa penuh keindahan akan dapat
menghadirkan kenikmatan tersendiri bagi pembaca. Chairil Anwar merupakan
salah satu sastrawan yang banyak menulis puisi dengan mementingkan isi
dalam mengekspresikan pikiran dan perasaannya daripada bentuk puisi itu
sendiri.
1. Membaca Puisi Bebas
Salah satu puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan penulisan puisi
adalah puisi karya Taufiq Ismal yang berjudul "Karangan Bunga". Baca
dan perhatikan bentuk pengungkapan dalam puisi " Karangan Bunga"
berikut ini!
Karangan Bunga
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu.
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi
(Taufik Ismail, Tirani, 1966)

(Bahasa Indonesia 2: bahasa kebanggaanku untuk SMP/MTs
kelas VIII/oleh Sarwiji Suwandi dan Sutarmo.— Cet.1.— Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Hal 170 )
























Menulis Puisi Bebas dengan Menggunakan
Pilihan Kata yang Sesuai
Bagi seseorang, pengalaman dapat dijadikan sebagai salah
satu sumber inspirasi dalam berkarya seni, termasuk menulis puisi.
Namun demikian, menulis puisi bagi sebagian orang merupakan
hal yang sulit. Terkadang, sebelum menulis puisi, seseorang sudah
terbebani terlebih dahulu dengan keinginan bahwa sebuah puisi itu
harus indah, bagus, dan sebagainya.
Sebenarnya menulis puisi tidak sesulit yang dibayangkan,
karena sebuah puisi merupakan ungkapan jiwa seseorang atas
pengolahan pengalamannya. Siapa pun yang hidup pasti punya jiwa,
berarti siapa pun dapat menulis puisi. Dalam hal ini, tinggal
bagaimana seseorang tersebut dapat melatih untuk menata
ungkapan-ungkapan jiwa tersebut ke dalam kalimat-kalimat yang
puitis.
Perhatikanlah contoh puisi yang bertemakan pendidikan berikut!
Retorika pada Suatu Malam
Karya: Taufiq Abi Sabda
Perempuan dan pandangnya yang sayu
tengah malam berkesah tiba-tiba
tentang harapan dan kulit yang mulai mengeriput
membuat matanya sulit memejam
Nak, hari nanti tak lagi dapat kutebus biaya sekolahmu
tak apalah cukup kautahu beberapa abjad
untuk membaca hidup dengan penuh pengertian
janganlah pula kecil hati
sebab esok masih banyak yang bisa kaupelajari
dengan biaya mempertaruhkan nyali
Perempuan dan pandangnya yang sayu
bertimbang pada lampu jalan dan sepi
di depan pasar, sudut kota dekat terminal
Solo, 2006
Berdasarkan puisi di atas, kalian dapat melihat adanya sebuah
pilihan kata atau diksi yang tepat. Misalnya pada kata “berkesah”,
mengapa tidak berkata, bergumam, atau berteriak. Kata
“berkesah” dipilih sesuai isi puisi. Kata ini mengungkapkan perasaan
gelisah yang sedang merundung tokoh yang digambarkan dalam
puisi. Hal ini akan dapat meninggalkan kesan tersendiri dalam benak
pembaca.
Proses menulis puisi dapat diawali dengan keinginan
menuliskan segala sesuatu yang dirasakan atau dipikirkan. Misalnya
kalian ingin menulis tentang laut, sejenak kalian bayangkan dan
renungkan tentang laut. Tuliskan segala sesuatu yang terlintas
dalam benak dan pikiran kalian tentang laut. Teruslah mencari halhal
yang lebih dalam dan lebih jauh berkaitan dengan laut. Setelah
selesai menuliskan semuanya, suntinglah tulisan tersebut dengan
memerhatikan letak urutan, tata kalimat, diksi, keserasian bait, baris,
dan rimanya.

(Berbahasa dan Bersastra Indonesia 2 : Untuk SMP/MTs Kelas VIII/oleh Asep
Yudha Wirajaya dan Sudarmawarti; editor Siti Aminah. — Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Hal 135 )



















Menulis Puisi dengan Memperhatikan Diksi dan Rima
Dalam menulis puisi kita perlu memperhatikan penggunaan diksi (pilihan kata) dan
rima (persamaan bunyi) dengan tepat dan menarik. Penggunaan diksi yang tepat akan
menjadikan puisi berkesan kuat dan menarik. Dengan adanya rima, puisi menjadi merdu atau
bermusikalitas saat dibaca.
Saat kamu menulis puisi, tulis saja ide-ide yang kamu miliki dalam baris-baris puisi.
Setelah naskah puisi selesai, barulah kamu perbaiki atau gantilah diksi yang dirasa kurang tepat
dengan diksi yang lebih baik. Penggantian diksi perlu pula mempertimbangkan rima yang
ditimbulkannya.
Perhatikan contoh puisi karya Renny Marharmy siswa SMA 1 Rancah 9 Ciamis, Jawa
Barat berikut!
Sapa Rindu
Karya Renny Marhanny

Ketika rindu kian berat menyapa
Dan wajahmu bergayut di bulu mata
Kalori dalam diri hilang entah berapa
Terdiam, terhuyung betapa nista

Namun kau tetap kukuh teguh
Membuat persendianku runtuh
Dan serat hati menjadi rapuh
Tak tahukah di matamu rinduku berlabuh?
Dalam puisi “Sapa Rindu” di atas, Renny Marharmy telah menggunakan diksi dan rima
yang tepat dan menarik. Renny telah dengan tepat memilih kata menyapa bukan hadir atau
datang pada baris ketika rindu kian berat menyapa (baris 1).
Pada baris 2 saat membayangkan wajah kekasih penulis memilih diksi bergayut di bulu
mata bukan membayang di mata. Tentunya diksi yang dipilih Renny sangat indah dan menarik.
Puisi “Sapa Rindu” juga penuh rima yang saat dibaca memberikan gema dan suasana
hati penyairnya, yakni kerinduan. Rima yang tampak menonjol dalam puisi tersebut tampak pada
baris Namun kau tetap kukuh teguh (baris 5), runtuh (baris 6), (baris 7), rinduku berlabuh
(baris 8).


(Bahasa Indonesia: SMP/MTs Kelas VIII/Yulianti Setyorini,Wahono
— Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Hal 97 )









Menulis Puisi Bebas dengan Memperhatikan Persajakan

Puisi mencakup ide, imajinasi, dan perasaan dengan “kendaraan” pilihan kata (diksi)
yang dipertimbangkan dengan baik. Di dalam puisi, persajakan (persamaan bunyi/rima) memiliki
peranan penting untuk memperindah bunyi jika puisi tersebut dibacakan.
Perhatikan contoh puisi berikut yang kental dalam penggunaan persajakan akhir!
Sapa Rindu
Untuk TS
Karya: Renny Marhanny
Ketika rindu kian berat menyapa
Dan wajahmu bergayut di bulu mata
Kalori dalam diri hilang entah berapa
Terdiam, terhuyung betapa nista

Namun kau tetap kukuh, teguh
Membuat persendianku runtuh
Dan serat hati menjadi rapuh
Tak tahukah di matamu rinduku berlabuh?.’
Sumber: Kaki Langit Sastra Pelajar

Sesat
Karya : Muhzarodin
Aku anak Jawa
yang ke Cina harus bersepeda
yang ke Amerika harus berkuda

Aku anak sekolah
matematika aku tak bisa
sejarah tak pernah baca
kimia banyak senyawa
fisika banyak rumusnya
Aku anak saleh
shalat aku terlambat
kadang aku tak berangkat
aku takut tidak selamat
di dunia dan akherat

Kata pak ustad
aku harus segera bertobat
Sumber: Kaki Langit Sastra Pelajar
PELATIHAN 2



( Bahasa Indonesia: SMP/MTs Kelas VIII/Yulianti Setyorini,Wahono
— Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Hal 135 )



D. Menulis Puisi Bebas

Kalian telah mampu mengenali ciri-ciri puisi. Sekarang
kalian akan belajar menulis puisi bebas dengan menggunakan
pilihan kata yang sesuai. Tentukan terlebih dahulu temanya.
Misalnya: kepahlawanan, kemanusiaan, keindahan alam,
keagungan Tuhan dan sebagainya. Kemudian tulis dalam bentuk
puisi dengan memperhatikan pemilihan kata-katanya atau diksi.
Pemilihan kata atau diksi sangat penting karena dengan
pemilihan kata atau diksi yang tepat maka suasana dan perasaan
penulis dapat terungkap dengan baik.

Perhatikan contoh berikut ini!
Puisi 1 : Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu
Puisi 2 : Habis musnah
Segala cintaku hilang lenyap
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu

Habis kikis dan hilang terbang sengaja dipilih oleh
pengarangnya karena pertimbangan rasa sekaligus
pertimbangan irama. Kata habis kikis terdengar lebih merdu
karena ada perulangan bunyi (rima) is pada kata habis dan kikis.
Kata kikis menguatkan makna habis sampai tak tersisa sama
sekali. Adapun, kata habis musnah dan hilang lenyap, tidak
menimbulkan kemerduan bunyi.

( Bahasa dan Sastra Indonesia 2: untuk SMP/MTs kelas
k VIII/Maryati, Sutopo -- Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008. Hal 55 )








Menulis Puisi Bebas dengan Memperhatikan Pilihan Kata

Dari pelajaran yang lalu, kamu sudah mempelajari ciri-ciri puisi. Dalam bagian ini kamu akan diajak
untuk belajar menulis puisi. Bagaimana menulis puisi yang baik? Sulitkah menulis puisi itu? Tidak. Kamu
pasti bisa. ”Menulis puisi itu mudah,” demikian kata penyair Taufiq Ismail.
Nah, untuk membuktikan itu pada bagian ini kamu diajak menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata
yang puitis dan multimakna, rima yang indah, serta bahasa yang kreatif.
Untuk mendukung kegiatan tersebut, aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk
menguasai kompetensi menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata adalah (1) menulis puisi
berdasarkan rangsangan gambar, (2) menulis puisi berdasarkan perenungan terhadap peristiwa yang
terjadi, (3) menulis puisi berdasarkan pengamatan objek/kegiatan, (4) menulis puisi dengan berbagai
rangsangan, dan (5) menyunting puisi.
1. Menulis Puisi Berdasarkan Rangsangan Gambar
Amati gambar dan tulisan berikut!

Harapan Bocah Pembaca Payung
HUJAN turun, rezeki pun datang.
Harapan ini selalu ada di benak bocahbocah
pembawa payung yang biasa
mengkal di depan Plaza Tunjungan. Begitu
mendung tebal bergelayutan di awan,
mereka pun berlarian memburu rezeki.
Lumayan, sekali memayungi orang yang
kehujanan, mereka bisa mengantongi Rp
200,00 hingga Rp 1.000,00(*)
Kamu dapat menyusun puisi dari gambar tersebut dengan langkah penyusunan
sebagai berikut!
a. Pahami peristiwa apa yang digambarkan!
b. Daftarlah semua kata yang berkaitan dengan peristiwa dalam gambar!
payung, mengembang, baju seragam, basah, badan, kuyup, mengguyur, menanti,
jalan, tangkai payung, menetes, lingkaran kain payung, hujan, kaki telanjang,
tangan mendekap, mata menatap, berharap, rezeki, langit, kilat
c. Rangkai dan atur kata sesuai dengan yang akan kamu gambarkan dari peristiwa
tersebut! Amati contoh berikut!
Payung Harapan
Kutemukan kalian
masih berseragam
payung mengembang
menatap penuh harap
kaki telanjang
mencumbu aroma kilat
mengikat hujan lebat
merangkai impian
menggapai angan
mencicipi hidup yang penuh tantangan
2. Menulis Puisi dengan Merenungkan Peristiwa yang Terjadi
Dalam menulis puisi kamu dapat melakukan kegiatan berupa perenungan terhaadap
peristiwa yang ada di sekitarmu. Contohnya dapat kamu amati pada syair lagu yang
berupa puisi berikut! Puisi itu lahir karena penyairnya mengamati dan merenungkan
bencana di Jawa Tengah.
Dengan merenungkan berbagai bencana yang melanda di daerahmu atau di
negaramu, kamu dapat menyusun puisi yang bermakna. Untuk itu, amati langkah dan
contoh menyusun puisi berdasarkan peristiwa berikut!
a. Tentukan peristiwa yang sedang atau telah terjadi, misalnya, peristiwa yang sedang
terjadi di daerahmu, berbagai bencana tanah longsor, lahar, dan banjir yang
melanda di berbagai daerah.
b. Tentukan pendapat terhadap peristiwa dalam bentuk kalimat lengkap! Dari peristiwa
bencana tersebut akan muncul pendapat yang berbeda-beda. Misalnya, bencana
yang terjadi adalah peringatan Tuhan atas dosa-dosa manusia, bencana alam terjadi
karena keserakahan manusia, atau bencana yang terjadi merupakan ujian berat bagi
bangsa kita yang sudah susah.
c. Pilih salah satu pendapat!
d. Kembangkan pokok persoalan tersebut dalam puisi!
Peristiwa : berbagai bencana di tanah air
Pendapat terhadap peristiwa : berbagai bencana yang terjadi adalah peringatan
Tuhan yang harus diperhatikan
Puisi yang dikembangkan dicontohkan berikut.
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan
melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa
atau alam mulai enggan
bersahabat dengan kita
coba kita tanyakan
pada rumput yang bergoyang
(Ebiet G. Ade)

3.Menulis Puisi melalui Pengamatan Objek/Kegiatan
Cobalah amati benda, orang, atau kegiatan yang ada di kelasmu, di rumahmu, atau
di tempat-tempat umum! Pengamatan di tempat-tempat umum banyak memberikan
inspirasi para penyair/para pengarang. Tempat umum itu banyak diwarnai pernakpernik
kehidupan manusia sehingga dapat menjadi lahan subur bahan penulisan.
a. Tentukan lokasi pengamatan, misalnya terminal.
b. Daftarlah benda, kegiatan, keadaan yang kamu lihat, suara yang kamu dengar,
perasaan yang kamu rasakan, atau perasaan orang yang kamu tangkap!
4. Menulis Puisi dengan Berbagai Rangsangan
Diskusikan dengan kelompokmu ketiga langkah cara penulisan puisi di atas! Untuk
memberikan gambaran yang konkret tentang pemahamanmu terhadap hal itu, sekarang
saatnya kamu melakukan hal serupa dengan topik yang kamu tentukan sendiri. Dalam
hal ini rangsangan terhadap topik itu dapat didasarkan pada gambar, penyimakan
terhadap peristiwa, atau pengamatan langsung pada objek. Untuk itu, pilihlah peristiwa,
objek di sekolah atau di rumahmu, atau gambar-gambar suatu kejadian/kegiatan yang
kamu temukan! Kerjakan seperti contoh!
Agar pengalaman menulis puisi ini dapat dirasakan secara utuh oleh setiap siswa,
semua siswa perlu menyusun puisi secara individu.
5. Menyunting Puisi
Penyuntingan puisi dapat dilakukan oleh penulis puisi dengan berbagai cara, antara
lain: (1) mengganti kata yang kurang puitis dengan sinonimnya yang lebih puitis (bunga
diganti dengan kembang atau memperingatkan dengan menegur), (2) memadatkan ide
(menghilangkan kata yang tidak perlu), (3) mengubah kalimat dengan gaya bahasa yang
menggambarkan suasana, dan (4) menghilangkan ide yang tidak sejalan dengan pokok
persoalan yang akan diungkapkan.


C. Menulis Puisi Bebas dengan Memperhatikan
Persajakan
Kata-kata yang dirangkai menjadi puisi memiliki kekuatan yang berbeda dengan
bentuk penulisan naratif lainnya meskipun keduanya mengungkapkan topik yang sama.
Kekuatan puisi, di antaranya, berada pada kekuatan persajakannya, di samping makna
dan ketepatan pilihan kata.
Pada kesempatan kali ini kamu akan belajar mengenali, membandingkan, dan
menemukan kekuatan persajakan pada puisi bebas.
Untuk mewujudkannya, aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk
menguasai kompetensi menulis puisi bebas dengan memperhatikan persajakan adalah (1) mengenali
puisi, (2) membandingkan puisi, (3) menemukan kekuatan persajakan, dan (4) mengerjakan latihan
menulis puisi. Pada bagian akhir, kamu akan menjumpai kegiatan refleksi.
1. Mengenali Puisi
Di samping beberapa puisi yang sudah kamu pelajari di atas, kamu dapat membaca
puisi tentang Indonesia yang disampaikan dengan sangat baik berikut.
Kembalikan Indonesia Padaku
Taufiq Ismail
Kepada Kang Ilen
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 watt, sebagian berwarna putih
dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam dengan bola
yang bentuknya seperti telur angsa,
hari depan Indonesia adalah Pulau Jawa yang tenggelam karena seratus juta
penduduknya,
kembalikan
Indonesia
padaku
Hari depan Indonesia adalah satu juta orang main pingpong siang malam
dengan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 watt,
Hari depan Indoenesia adalah Pulau Jawa yang pelan-pelan tenggelam lantaran
berat badannya kemudian angsa-angsa berenang-renang di atasnya,
Hari depan Indonesia adalah dua ratus mulut yang menganga, dan di
dalam mulut itu ada bola-bola lampu 15 watt, sebagian putih dan
sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yang berenang-renang sambil
main pingpong di atas pulau Jawa yang tenggelam dan membawa
seratus juta bola lampu 15 watt ke dasar lautan,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam dengan bola yang
bentuknya seperti telur angsa
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam karena seratus juta
penduduknya,
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 watt, sebagian berwarna putih
dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Kembalikan
Indonesia
Padaku
Paris, 1971
2. Membandingkan Puisi
Puisi berikut juga dikenal sebagai puisi yang sangat baik. Perhatikanlah dengan
cermat! Di samping pilihan katanya yang baik, pada puisi ini terdapat persajakan atau
pertautan bunyi antarbaris yang juga baik.
3. Menemukan Kekuatan Persajakan Puisi
Ternyata, di samping pilihan kata, puisi yang baik juga menggunakan persajakan
yang baik. Pertautan itu menjadikan puisi hidup dari segi rasa di samping menggerakkan
jiwa dari segi makna. Dalam sejarah perpuisian Indonesia tercatat bahwa persajakan
menjadi faktor penting dalam puisi lama, misalnya pantun dan syair.
4. Berlatih Menulis Puisi dengan Memperhatikan Persajakan
Cobalah kamu perhatikan hasil penulisan puisimu pada kegiatan sebelumnya!
Amatilah persajakannya! Jika perlu, suntinglah sekali lagi puisi itu dengan persajakan
yang sesuai!

(Contextual Teaching and Learning Bahasa Indonesia: Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Kisyani Laksono,
…[et. al.].--Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
2008. hal 166 dan 171 )

Jumat, 03 September 2010

Kondisi Perpustakaan SMPN 3 Pati “WIDYA PUSTAKA”

Pada hari Kamis, 15 July 2010, saya dan teman-teman mendapat tugas dari Pak Nyamat untuk mengamati perpustakan “Widya Pustaka” SMPN 3 PATI. Setelah mengamati perpustakan, yaitu membuat laporan.
Perpustakan “Widya Pustaka” SMPN 3 Pati dikoordinasi oleh Pak Eko Suharyono, Ibu Yuniati, dan Ibu Siskanira. Kondisi ruang perpustakaan cukup baik, bersih, rapi, dan nyaman untuk dikunjungi walaupun atapnya ada yang berlubang. Di sana penjaga juga baik, ramah, sopan, dan rapi. Pengunjung perpustakaan biasanya guru dan siswa di SMP N 3 Pati itu sendiri.
Buku-buku yang ada di perpustakaan tersebut antara lain non fiksi, fiksi, refrensi, kliping, atlas, majalah, koran, buku pegangan siswa, pamflet, mebelai, alat tulis, alat kebersihan, album foto, kaset CD, intisari, majalah komputer, koran.
Barang-barang yang telah tersedia di perpustakaan tersebut dan kondisi barang tersebut juga masih layak pakai. Di perpustakaan “Widya Pustaka” terdapat barang-barang, antara lain : Rak buku ,Globe ,Pigura ,dan foto pahlawan ,Meja untuk membaca dan menulis Kursi Almari, dan Komputer.
Banyak siswa yang mengunjungi perpustakaan tersebut, apa lagi kalau sedang mengambil buku pelajaran saat pertama masuk sekolah, pasti perpustakaan sangat ramai dikunjungi siswa.
Perpustakaan kami juga memiliki tujuan, tujuan tersebut antara lain Rencana kegiatan terlaksana sesuai dengan tujuan sekolah, siswa dapat mengetahui arti, tujuan, dan fungsi, dan sebagainya.
Kebersihan perpustakan Bagian lantai sudah cukup bersih, dan Bagian atap masih kurang bersih, Kerapian perpustakaan untuk penataan buku belum cukup rapi, karena masih ada tumpukan buku di atas meja, Untuk penataan buku yang di almari sudah cukup bersih, untuk penataan bangku sudah rapi, Untuk penataan kartu perpustakan dan kartu pengontrol pengembalian buku sudah cukup rapi.
Demikian dari laporan yang telah saya sampaikan tentang perpustakaan “Widya Pustaka” SMPN 3 PATI. Kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih.

Ghost Train

Fuko rindu berat pada Kazuo, ia ingin bertemu dengan kekasih hantunya setiap saat, tapi tidak bisa. Mereka hanya bisa bertemu kalau Fuko sedang berada dalam keadaan bahaya. Fuko memberanikan diri untuk menyelamkan kepalanya ke dalam bak mandi, supaya Fuko bisa bertemu dengan Kazuo kekasih hantunya. Dan benereapa saat kemudian, Kazuo pun datang dan menolong Fuko. Dan setelah Kazuo menolong Fuko, mereka berbincang-bincang. Kazuo memberitahu jika Kazaotidak menolong kesulitan yang di sengaja tetapi dia hanya bis amenolong yang tidak di sengaja. Kazuo juga bercerita kalau dia bukan lagi bagian dari dunia, melainkan hantu yang meninggal tertabrak truk saat kelas 6 SD. Sebenarnya hantu tidak boleh menyukai cewek yang masih hidup. Tetapi Fuko tidak peduli kalau Kazuo adalah sosok hantu. Fuko pun meneteskan air mata.
Kazuo telah menghilang. Saat Fuko berdiri di tepi jendela kebingungan. Telpon pun berdering, diangkatlah telpon itu dengan Fuko. Ternyata Komatta yang menelpon yang memberitahukan kedatangan neneknya. Komatta selali menyombongkan neneknya yang berasal dari Nagano. Nenek Komatta bisa mengusir roh jahat yang memasuki diri seseorang. Nenek Komatta terkenel di desanya dengan sebutan “Nenek Sakti”. Fuko pun takut jika Nenek Komatta mengetahui hubungannya dengan Kazuo. Nenek akan pulang sebelum kereta api hantu datang. Fuko pun terkejut mengetahui adanya kereta api hantu. Kereta api hantu berada di desa Nenek di suatu lembah yang di sembunyikan Dewa, yang dirayakan berkisar tanggal 13-15 Agustus. Perayaan itu disebut perayaan “Gishiki”. Fuko memutuskan untuk pergi ke rumah Komatta agar bercerita lengkap.
Mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke desa untuk menjenguk Nenek Okon yang sedang sakit dan bermaksud untuk meyelidiki keberadaan kereta pai hantu. Mereka berangkat naik kereta sampai lida, Prefektur Nagano, pukul 06.40. dan masih 3 jam 50 menit lai untuk sampai ke desa Shishigahana. Beberapa menit kemudian merepa pun sampai di desa Shishigahana.
Tampak sebuah rumah mungil tersembunyi di balik pepohonan hijau yang rindang. Rumah itu dibangun oleh hantu Matahachiro-san. Hantu sekaligus suami Nenek Okon-san. Fuko dan Komatta terkejut mengetahui hal itu. Matahachiro-san adalah tunangan Nenek Okon-san yang meninggal dalam perang. Sejak itu hantu itu muncul di desa ini. Tetapi Okon-san tidak percaya dan tetap menunggunya sampai pulang. Akhirnay di malam datangnya kereta api hantu, Nenek Okon-san menghilang tanpa kabar. Mereka menyangka ia disembunyikan dewa karena baru kembali setalah 2 hari berlangsung perayaan Gishiki.
Kereta api hantu itu... muncul di hadapan Fuko. Tanpa sadar ia menutup matanya seakan orang berdoa. Cahaya ini terlampau menyilaukan. Perlahan ia membuka mata.... Kereta api hantu! Fuko terpana sambil menahan napas. Kereta api dengan lokomotif uap itu perlahan-perlahan turun ke dasar lembah, menembus reedip cahaya bulan.
Kereta api hantu itu tampak semakin mendekat, mengeluarkan asap berwarna perak. Namun sepertinya tidak ada orang yang bisa melihatnya, bisa-bisa mulutnya menganga besar sekali. Kereta itu perlahan-lahan berhenti di area panjang yang dikelilingi lilin. Angi yang dingin yang berhembus pelan membuat api lilin kembali bergoyang.
Saat kereta api hantu berhenti, Nenek Okon menghentikan doanya. Itu artinya dia juga melihat kereta pi hantu itu. Para penumpang hamtu...mereka kini keluar dari kereta. Saat ini lembah yang di sembunyikan Dewa dipenuhi hantu. Fuko mencari kazuo kesana kemari. Tiba-tiba sesosok hantu bibi lewat di depannya. Nenek Okon bilang , kalau naik kereta api hantu tubuh kita akan terasa sangat aneh, sampai tidak bisa tidur.
Kereta api hantu bergerak tanpa suara, hanya bergoyang sedikit. Karena tidak ada pintu, tawa pelan para hantu terdengar jelas saat fuo melongok ke gerbong kedua. Tiba-tiba seorang cewek bangkit dari tempak duduknya di dekat jendela. Usianya sekitar 19-20 tahun. Kulitnya putih bersih, rambutnya lurus panjang, bersinar bagaikan bulu gagak. Ia keluar dari gerbong kedua dengan wajah kesal. Tak lama kemudian cewek itu berjalan melewatFuko, yang sedang bersembunyo di balik dinding. Ia kini berdiri di depan pintu keluar, melamun memandangi bintang yang bertaburan dan rambutnya berkibar-kibar. Fuko berusaha memotong rambut itu. Kalau mendapat rambut ini, kekuatan roh pasti bisa di miliki oleh Fuko dan ia bisa bertemu dengan Kazuo setiap saat. Tetapi, sayang... Fuko gagal untuk mengambil rambut itu.
Sekarang Fuko baru mengerti alasan Matahachiro-san meninggalkan posisinya sebagai tingkat tinggi. Kalau tetap berada di posisinya sekarang, ia tidak bisa bersama-sama dengan nenek Okon yang hanya roh biasa. Matahachiro-san pasti telah memikirkan semua dengan teliti. Fuko mengeluarkan batu biru dari dalam sakunya dengan hati-hati.
Fuko pikir batu itu telah hilang entah kemna, tapi ternyata benta itu masih ada dalam saku roknya. Fuko merasa batu ini merupakan pesan dari Kazuo.
Saat ini hanya terdengar suara jangkrik dan deru mobil. Tapi Fuko percaya, Kazuo masih tetap menjadi roh pelindung Fuko. Kekuatan roh Fuko kini pasti telah bertambah kuat. Kaulihat kan Kazuo... Fuko berhasil naik kereta api hantu dan kembali lagi dengan selamat!